Pemeriksaan kendaraan di pintu masuk Kantor Gubernur Sulawesi Utara |
indimanado.com, SULUT - Aksi terorisme mendatangkan kewaspadsaan tersendiri bagi masyarakat, khususnya di instansi pemerintahan di Sulawesi Utara (Sulut).
Terpantau, puluhan aparat kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) berjaga-jaga di pintu masuk Kantor Gubernur dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulut.
Kasatpol PP Pemprov Sulut, Steven Liow mengatakan, pengamanan memang diperketat untuk mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan. Setiap tamu dan pegawai yang datang, baik yang membawa kendaraan roda dua dan empat, harus diperiksa hingga memastikan kendaraan tersebut aman.
“Kita pakai alat pemeriksa. Setiap kendaraan yang masuk tak luput dari pantauan. Ini antisipasi menyusul aksi terorisme yang belakangan terjadi di Surabaya,” ungkap Kasatpol Steven Liow.
Kondisi yang sama terlihat di Kantor DPRD Sulut. Kendaraan yang masuk ke tempat tersebut juga diperiksa secara ketat oleh pihak kepolisian dan Satpol PP. Kabag Umum DPRD Sulut, Jackson Ruaw mengatakan, sesuai petunjuk Pimpinan dan Sekretaris DPRD, agar bisa mengambil langkah-langkah pengamanan secara internal. sebab itu, kami telah melakukan rapat bersama satuan pengamanan baik satpam serta TNI/Polri, dimana telah memantapkan Standar Oprasional Prosedur (SOP).
“Siapapun tamu yang datang di Kantor DPRD Sulut akan dilakukan pemeriksaan sesuai SOP yang ada, agar tidak sembarang masuk baik yang naik di lantai dua dan lantai tiga. Hal tersebut bukan untuk menutupi akses aspirasi dari masyarakat, tapi lebih dari pada untuk menjaga ketertiban dan keamanan,” ujar Ruaw.
Menurut Jackson Ruaw, kalau kantor aman maka tamu yang datang akan nyaman dan aman. Satpam juga telah memegang alat metal detektor untuk menambah fasilitas pengamanan. Ini sudah menjadi protap Sekretariat DPRD sejak dari kantor lama, sambil menunggu perampungan pintu-pintu dilantai dua, termasuk penambahan cctv dibeberapa lokasi.
“Di pintu gerbang masuk bagi tamu yang datang akan dilakukan pengecekan identitas diri sebelum masuk. Kami meminta maaf kepada masyrakat apabila kebijakan pengamanan kami akan mengambat aktivitas para tamu yang akan datang di kantor DPRD Sulut, ini bagian dari prosedur tetap yang kita lakukan untuk menjamin semua yang beraktivitas di kantor DPRD Sulut ini,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Sulut, Ferdinand Mewengkang, mengecam aksi teror yang terjadi di Surabaya.
“Saya berharap masyarakat tidak takut atas aksi tersebut namun harus waspada. Kepada pihak keamanan kiranya bisa secara rutin melakukan razia-razia di sejumlah tempat jika ada dicuraigai harus di amankan dan diambil keterangan,” pungkasnya.
(Tim)