INDIMANADO.COM, SULUT - Penanganan masalah narkotika di Indonesia semakin komplex, namun dari hasil realisasi progam penanganannya masih dianggap masih kurang memberikan efek jerah.
Kepala BNN Sulut Brigjen Pol Drs Charles Ngili SH mengatakan BNN memiliki 3 program unggulan yaitu Pemberantasan, Renabilitasi dan Pencegahan. Sampai akhir tahun 2017 BNN terus mengedepankan upaya pemberantasan dan pencegahan namun setelah dievaluasi ternyata hasilnya tidak menurunkan efek jera dan tidak menurunkan angka pengguna narkoba serta tidak mengurangi angka pasokan narkoba ke Indonesia.
“Makanya BNN dan Polri saat ini lebih mengedepankan, menonjolkan pencegahan dan rehabilitasi, pemberantasan menjadi upaya terakhir. Mengapa dikatakan tidak efektif, salah satu contohnya, sudah banyak bandar atau pelaku narkoba yang kita tangkap malah menjadi otak peredaran narkoba dari dalam lembaga pemasyrakatan." ujar Charles Ngili pada Rapat koordinasi Tingkat Kabupaten Kota dengan instansi pemerintah untuk pelaksanaan rehabilitasi berkelanjutan diruang Tongkaina, Quality Hotel, Kamis (26/7).
Dia menjelaskan bahwa mulai tahun 2018 BNN dan Polri lebih mengedepankan pendekatan secara kekeluargaan dengan teorinya semakin sedikit pengguna narkoba maka akan lebih sedikit pemasoknya.
“Dengan ada tempat rehabilitasi tersebut kita akan rangkul sebanyak banyaknya para pengguna narkoba agar mereka tidak jatuh lebih dalam lagi,” katanya.
Di Sulawesi Utara sendiri hingga saat ini baru ada 4 kabupaten kota yang memiliki tempat rehabilitasi yakni kota Bitung, Bolmong, Kota Manado dan Sangihe.
(*/alfa jobel)