Cara Lantamal VIII Manado Peringati Hari Dharma Samudera 2019 Cara Lantamal VIII Manado Peringati Hari Dharma Samudera 2019 - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Cara Lantamal VIII Manado Peringati Hari Dharma Samudera 2019

15 January 2019 | 06:17 WIB Last Updated 2019-01-14T22:17:01Z
Yos Sudarso. (Tirto.id)

INDIMANADO.COM, MANADO - Pertempuran hebat terjadi di Laut Arafuru, ketika Angkatan Laut Indonesia merebut Irian Barat dari tangan penjajah Belanda, 15 Januari 1962. Untuk mengenang pertempuran tersebut, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Dharma Samudera.

Tahun ini, upacara peringatan Hari Dharma Samudera 2019 akan digelar Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) VIII Manado dengan Inspektur Upacara (Irup), Wakil Komandan Lantamal VIII, Kolonel Laut (P) Rumpoko. Kemudian dilanjutkan dengan upacara Tabur Bunga di Dermaga Samla Bitung.

“Upacara Tabur Bunga akan dipimpin Danlantamal, Laksamana Pertama TNI Gig Jonias Mozes Sipasulta,” ujar Kadispen Lantamal VIII, Mayor Laut (T) Jusuf Ali, Senin (14/1/2019).

Menariknya, pada malam harinya akan dilaksanakan pemutaran film Pertempuran Laut Arafuru dan Doa Bersama di seluruh Satuan AL di Indonesia secara serentak di gedung Yos Sudarso Mako Lantamal VIII Manado. “Kegiatan ini juga akan dipimpin Danlantamal VIII, tepat pukul 20.00 WITA,” lanjut Ali.

Film Pertempuran Laut Arafuru, menceritakan tentang pertempuran hebat yang terjadi di Laut Arafuru pada tanggal 15 Januari 1962. Meski dengan kemampuan alutsista yang terbatas, Angkatan Laut Indonesia berhasil merebut kembali Irian Barat yang dikuasai penjajah Belanda.

Dalam pertempuran itu, Komodor Yos Sudarso gugur dan tenggelam bersama KRI Macan Tutul yang diawakinya. Sebelum tenggelam, Yos Sudarso yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1973 ini sempat menyerukan pesan terakhirnya yang legendaris, yaitu : “Kobarkan Semangat Pertempuran”.

“Pesan beliau itu mampu mengobarkan semangat prajurit Angkatan Laut untuk gagah berani tampil membela Tanah Air, untuk tetap tegaknya NKRI, dan bahkan dengan rela mengorbankan nyawanya sendiri untuk Bumi Pertiwi,” terang Kadispen Jusuf Ali.

Menurutnya, nobar merupakan salah satu cara yang cukup efektif untuk mengingatkan kembali dan menularkan semangat pertempuran Komodor Yos Sudarso dalam merebut Irian Barat.

“Kami berharap, penonton bisa meneladani semangat pertempuran Komodor Yos Sudarso dan pengorbanannya demi menjaga wibawa NKRI serta demi tegaknya NKRI. Dan ini harus diteruskan kepada generasi penerus Bangsa Indonesia saat ini,” pungkasnya.

(4HC4)

 

CLOSE ADS
CLOSE ADS
close