dr Erwin Schouten.Istimewa |
INDIMANADO.COM,
AMURANG – Merebaknya penyakit DBD di sejumlah tempat di Sulawesi Utara (Sulut),
membuat khawatir masyarakat Minahasa Selatan (Minsel). Daerah ini pun juga
diserang penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes Agepty ini.
Dari
data yang diperoleh, hingga Rabu (16/1/2019), sedikitnya sudah ada 25 kasus DBD
yang ditemukan Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan.
Menyikapi hal ini, Dinas
Kesehatan Kabupaten Minsel terus melakukan berbagai upaya.
“Yang
gencar dilakukan yakni sosialisasi kepada masyarakat membunuh jentik-jentik
nyamuk dengan cara 3M Plus, menguras tempat penampungan air, Mengubur barang
bekas, menutup penampungan air serta tidur pakai kelambu, menggunakan obat anti
nyamuk dan tanaman pengusir nyamuk Lavender dan Lida Buaya,” terang Kadis
Kesehatan Minsel, dr Erwin Schouten.
Dalam upaya melakukan
langkah pencegahan DBD, Schouten mengingatkan warga untuk terus menjaga
kebersihan lingkungan serta memperhatikan tempat favorit bertelur nyamuk
seperti belakang kulkas, dispenser, pot bunga serta saluran air.
“Lingkungan yang
bersih dan sehat pasti akan jauh dari sarang penyakit,” tandasnya.
Langkah pencegahan
lainnya kata dia adalah melakukan fogging atau pengasapan di tempat yang diketahui
berpotensi ada jentik-jentik nyamuk Aedes Agepty.
“Nah, fogging adalah
upaya terakhir cegah DBD,” tandasnya.
Schouten menjelaskan
dalam melakukan fogging atau pengasapan, pihaknya terlebih dahulu memastikan
lewat pemeriksaan intens tenaga medis.
“Artinya kita tidak sembarangan dalam
melakukan fogging sebab bahan yang digunakan adalah insektisida dan jika
dihirup manusia bisa berbahaya. Jadi kita pastikan dulu jika ada kasus DBD,
kita periksa tempatnya apabilah ditemukan ada jentik-jentik nyamuk Aedes Agepty
baru kemudian dilakukan pengasapan atau fogging,” papar Schouten.
(*)