Erwin Schouten: Fogging Upaya Terakhir Atasi DBD Erwin Schouten: Fogging Upaya Terakhir Atasi DBD - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Erwin Schouten: Fogging Upaya Terakhir Atasi DBD

17 January 2019 | 16:30 WIB Last Updated 2019-01-17T08:30:31Z
dr Erwin Schouten.Istimewa


INDIMANADO.COM, AMURANG – Merebaknya penyakit DBD di sejumlah tempat di Sulawesi Utara (Sulut), membuat khawatir masyarakat Minahasa Selatan (Minsel). Daerah ini pun juga diserang penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes Agepty ini.
Dari data yang diperoleh, hingga Rabu (16/1/2019), sedikitnya sudah ada 25 kasus DBD yang ditemukan Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan.
Menyikapi hal ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Minsel terus melakukan berbagai upaya.
“Yang gencar dilakukan yakni sosialisasi kepada masyarakat membunuh jentik-jentik nyamuk dengan cara 3M Plus, menguras tempat penampungan air, Mengubur barang bekas, menutup penampungan air serta tidur pakai kelambu, menggunakan obat anti nyamuk dan tanaman pengusir nyamuk Lavender dan Lida Buaya,” terang Kadis Kesehatan Minsel, dr Erwin Schouten.
Dalam upaya melakukan langkah pencegahan DBD, Schouten mengingatkan warga untuk terus menjaga kebersihan lingkungan serta memperhatikan tempat favorit bertelur nyamuk seperti belakang kulkas, dispenser, pot bunga serta saluran air.
“Lingkungan yang bersih dan sehat pasti akan jauh dari sarang penyakit,” tandasnya.
Langkah pencegahan lainnya kata dia adalah melakukan fogging atau pengasapan di tempat yang diketahui berpotensi ada jentik-jentik nyamuk Aedes Agepty.
“Nah, fogging adalah upaya terakhir cegah DBD,” tandasnya.
Schouten  menjelaskan dalam melakukan fogging atau pengasapan, pihaknya terlebih dahulu memastikan lewat pemeriksaan intens tenaga medis.
 “Artinya kita tidak sembarangan dalam melakukan fogging sebab bahan yang digunakan adalah insektisida dan jika dihirup manusia bisa berbahaya. Jadi kita pastikan dulu jika ada kasus DBD, kita periksa tempatnya apabilah ditemukan ada jentik-jentik nyamuk Aedes Agepty baru kemudian dilakukan pengasapan atau fogging,” papar Schouten.
(*)


CLOSE ADS
CLOSE ADS
close