Istimewa |
INDIMANADO.COM - Jumlah investor mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai transaksi saham di wilayah Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2020.
Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Mario L. Iroth mengatakan terjadi pertumbuhan jumlah investor saham di atas 9% selama 2020.
Menurutnya, minat masyarakat tersebut naik saat bulan Maret - April ketika aktivitas publik masih sangat-sangat terbatas.
"Januari sampai Juni bertambah 1000, total 12,000 lebih dengan nilai transaksi Rp 700 an Miliar," ujar Mario, Rabu (15/7/2020)
Nilai transaksi tersebut menurutnya lebih sedikit dibanding tahun lalu pada periode yang sama Januari - Juni 2019 sudah melewati Rp 1 Triliun.
"Jadi transaksi ada penurunan sekitar 30an persen," kata dia
Penurunan nilai transaksi itu salah satu penyebabnya menurut dia karena dampak dari Covid-19, dimana banyak yang beli saham saat turun dan tidak mau cepat-cepat jual atau take profit.
"Karena belajar dari 1998 dan 2008 dimana pas harga saham-saham jatuh, saham-saham perusahaan yang bagus turun dan mereka koleksi," terangnya
Meski nilai transaksi lebih rendah dari tahun lalu, namun Mario menyebut kenaikan terjadi di jumlah investor yang masih bertumbuh, dimana ada sekira 1000 investor baru.
Menurut dia, pertumbuhan jumlah investor didorong oleh sejumlah faktor, diantaranya program 10 Day Challenge yang diselenggarakan oleh BEI dan Kompetisi yang ditujukan kepada Galeri-Galeri Investasi (GI) BEI.
"Dari Sulut sendiri, GI BEI Universitas Sam Ratulangi masuk lima besar nasional pada periode I kemarin," jelasnya
Lebih lanjut dia mengatakan BEI Sulut terus memberikan informasi ke publik melalui media sosial tentang pasar modalnya bagi yang belum jadi investor, memberikan informasi tentang strategi-strategi investasinya kepada para masyarakat yang sudah jadi investor.
"Banyak melakukan kolaborasi dengan pelaku pasar (investor dan trader) nasional yang sudah berpengalaman untuk bisa share strategi mereka ke masyarakat Sulut," pungkas Mario.
(Subhan)