INDIMANADO.COM - Pandemi virus korona membawa dampak besar diberbagai sektor. Pariwisata termasuk salah satu sektor yang dinilai paling parah terdampak Covid-19.
Sebagaimana dialami oleh Henry Johanis (35) pekerja sektor ekowisata di Manado yang terpaksa kehilangan pekerjaan akibat dampak dari pandemi ini.
Dengan banyaknya waktu lowong di rumah karena bisnis pariwisata lagi sepi, Henry bersama istrinya Elis Purede (34) kembali fokus ke usaha pembuatan pot bunga tempurung yang sudah digeluti sejak tahun 2017.
"Dulu lebih fokus ke ekowisata, sedang pembuatan pot bunga tempurung ini hanya pendukung saja," kata Henry kepada okezone, Rabu (15/7/2020).
Bermodalkan alat seadanya, Henry melanjutkan usaha kerajinan pot bunga dari tempurung kelapa di rumahnya, Kelurahan Tongkaina Lingkungan 2, Kecamatan Bunaken, Manado, Sulawesi Utara.
Dengan memanfaatkan limbah tempurung kelapa, ditangan Henry diolah dengan berbagai ukiran dan model sehingga menjadi barang yang bernilai tinggi.
Awalnya dia menjual produknya dari mulut ke mulut dan juga kepada teman-temannya. Henry kemudian mulai memasarkan secara online melalui sosial media.
Tak dinyana produknya mendapat sambutan pasar yang sangat bagus, terbukti dengan banyaknya pesanan yang tidak hanya datang dari Manado saja, dari luar wilayah juga banyak yang memesan.
"Di masa pandemi terus terang kita mengalami peningkatan penjualan, mungkin karena banyak orang yang punya hobi baru merawat bunga saat pandemi ini sehingga mereka membeli produk kita," terang Henry.
Satu pot bunga tempurung kecil dengan diameter 8 centimeter dijualnya seharga Rp25 ribu lengkap dengan bunga, seperti kaktus, sukulen dan Sansevieria atau lidah mertua.
Untuk pembelian per paket, dijualnya seharga Rp100 ribu untuk 4 pot bunga tempurung kecil, sedangkan untuk ukuran besar mendapat 3 pot lengkap dengan bunganya.
Untuk pembelian minimal Rp100 ribu, Henry memberikan layanan antar gratis seputar wilayah Manado.
"Yang paling murah kita jual Rp25 ribu sampai Rp100 ribu lebih. Tapi yang paling banyak orang beli paketan dengan ukiran tulis nama," kata Henry.
Dalam sehari pot bunga tempurung uniknya bisa terjual sampai 25 pot. Seminggunya Henry bisa meraih keuntungan Rp3 - 4 juta.
"Dalam sebulan keuntungan sekitar Rp12 juta untuk pot tempurung kelapa unik ini," ucapnya.
Henry mengaku usaha yang dinamai Manado Ecocrafts itu mulai booming sejak tahun lalu namun masih sedikit dan mulai mengalami peningkatan penjualan ketika virus corona mulai melanda.
"Sekitar bulan Maret mulai mengalami peningkatan penjualan," pungkasnya