INDIMANADO.COM - Dalam rangka memperingati Hari Internasional Pemuda dan Hari Kemerdekaan Indonesia di bulan Agustus ini, Asosiasi Punya Harapan bersama British Embassy Jakarta melaksanakan pendidikan kepada 500 anak didik pemasyarakatan (andikpas) di delapan provinsi di Indonesia.
Kedua hari besar ini menjadi pengingat bahwa mendapatkan pendidikan yang baik adalah hak asasi setiap orang. Hal ini juga berlaku bagi remaja/pemuda yang pernah terlibat tindakan pidana.
"Dengan tersedianya pendidikan berkelanjutan bagi andikpas, sangat diharapkan mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik dimasa yang akan datang," ujar pendiri asosiasi Punya Harapan Andress Hamenda, Sabtu (29/8/2020).
Asosiasi Punya Harapan menurut Andress didirikan pada tahun 2018 ketika dia mendapatkan beasiswa Chevening dari Pemerintah Inggris untuk belajar di Inggris.
Sementara belajar di Inggris, dia mendapatkan kesempatan mengunjungi penjara HMP Hunter Combe di Oxfordshire, Inggris dan berkesempatan wawancara dengan Education Manager dan Deputy Manager di penjara tersebut.
"Dari hasil wawancara itu, saya menyadari bahwa belum ada pendidikan vokasional secara berkesinambungan disetiap penjara anak di Indonesia dan pendidikan di Indonesia 100 tahun tertinggal dari negara maju," terang pria asal Manado itu
Sejak saat itulah dia bertekad ingin melakukan perubahan di penjara anak di Indonesia dan kembali di tanah air tahun 2017.
"Dengan harapan dapat membuat kehidupan andikpas di seluruh Indonesia lebih baik lagi melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan, maka saya menyampaikan ide ini kepada British Embassy Jakarta melalui program Chevening Alumni Program Fund di tahun itu juga," jelas Andress
Gayung bersambut, British Embassy Jakarta juga menyadari betapa pentingnya hal ini dan mendukung pemenuhan hak andikpas dalam memperoleh pendidikan. Maka, dimulailah pilot project pelaksanaan pendidikan kewirausahaan, bahasa Inggris dan komputer dilaksanakan pertama kali di penjara anak LPKA Tomohon, Kota Tomohon, Sulawesi Utara pada tahun 2017.
Dan ternyata project tersebut berhasil dengan baik sehingga dilanjutkan kembali di tahun berikutnya dengan berfokus pada pelatihan kewirausahaan, barbershop dan barista.
"Bahkan project itu skala jangkauannya diperbesar bukan hanya di LPKA Tomohon saja, tapi sampai dengan mengunjungi LPKA Tangerang, Banten dan LPKA Mataram, NTB di tahun 2019," kata Andre.
Di tahun ini disaat pademi Covid-19 melanda, kunjungan ke LPKA – LPKA di seluruh Indonesia ditiadakan termasuk kunjungan untuk pelatihan. Namun British Embassy Jakarta dan Punya Harapan berkomitmen untuk tetap melaksanakan pelatihan ini dengan penyesuaian pelatihan berbasis online.
"Maka pelatihan kewirausahaan,bahasa Inggris, harmoni agama serta barbershop dirancang sebaik mungkin untuk disampaikan secara online dan serentak kepada 7 LPKA di Sumatera dan 1 LPKA di Sulawesi Selatan dengan jumlah 500 anak didik pemasyarakatan sebagai peserta," pungkasnya
Nama 8 LPKA ini adalah LPKA Bandar Lampung, Batam, Bengkulu, Maros, Medan, Muara Bulian, Pangkalpinang, dan Tanjung Pati. Pelatihan secara virtual ini dilaksanakan 3 jam setiap hari pada pukul 09.00 – 12.00 WIB pada tanggal 25 hingga 29 Agustus 2020 namun materi yang mereka tinggalkan dapat dipelajari minimal untuk 4 bulan ke depan.
Webinar dibuka langsung oleh H.E Owen Jenkins, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, dan Ahmad Taufan Damanik, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan ASEAN pada tanggal 25 Agustus 2020.
Kegiatan yang di pandu oleh Rab Rantung ini, menampilkan pembicara-pembicara lintas daerah salah satunya seperti Billy Mambrasar, Stafsus Milenial Presiden Jokowi, tim Punya Harapan, akademisi dan praktisi profesional seperti Teddy Tandaju, Kepala Entrepreneurship Universitas De La Salle, Delmus Salim, PhD Rektor IAIN Manado, Maya Warouw, PhD, Wakil Dekan I Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Cynthia Wuisang, Unsrat dan Sabrun Jusuf dari BNI.
(Ss)