Foto Dokumentasi Terminal LPG Amurang |
INDIMANADO.COM - Di Sulawesi Utara (Sulut), Tepatnya di Jalan Trans Sulawesi, Desa Sapa Barat, Kecamatan Tenga, Kabupaten Minahasa Selatan, terdapat Terminal Liquified Petroleum Gas (LPG) Pressurized yang beroperasi sejak 13 Desember 2018.
Latar belakang pembangunan terminal ini diantaranya untuk mendukung program konversi minyak tanah ke LPG yang diselenggarakan Pemerintah di Provinsi Sulut; paket konversi yang disalurkan di Sulut dari tahun 2011 sampai dengan 2015 sebesar 494.779 paket; daerah yang belum terkonversi yaitu kabupaten Kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro..
Selain itu juga, terminal yang dibangun untuk menjaga ketahanan energi di Sulut dan Sebagian Gorontalo ini menjadi awal perjalanan LPG di Provinsi Sulut, dimana sebelum terminal tersebut ada, supply LPG mengandalkan pola ship to ship dari Kalbut ke Stasiun Pengisian dan Pengiriman Elpiji Khusus (SPPEK) di Bitung dan SPPEK di Gorontalo yang memakan biaya pengangkutan yang cukup mahal.
Supply utama sebelum adanya terminal ini dipenuhi oleh SPPEK Bitung dari proses Ship to Ship (STS) Sulawesi Utara dan Gorontalo. Dengan adanya terminal ini, kegiatan STS dapat dihilangkan serta adanya penghematan transport fee karena berkurangnya jarak yang ditempuh oleh skid tank Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk ELPIJI (SPPBE).
Semenjak Terminal LPG ini dibangun, Sulut memiliki diversifikasi supply point selain SPPEK Bitung. Suplai LPG dari Kalbut langsung dikapalkan ke Terminal LPG ini, kemudian perjalanan berlanjut via darat melalui distribusi menggunakan mobil skid tank untuk mengantarkan LPG Curah ke Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk ELPIJI (SPPBE) di Provinsi Sulut bahkan sampai ke Provinsi Gorontalo. Skema ini menghemat biaya pengangkutan dibanding dengan sebelumnya.
Foto Dokumentasi Terminal LPG Amurang |
Karena masih dalam pandemi Covid-19, sebelum masuk ke dalam terminal, tamu harus mematuhi protokol kesehatan, yakni memakai masker, mencuci tangan, periksa suhu tubuh, serta wajib menjalani rapid test.
Kata petugasnya sih itu merupakan protokol wajib demi mencegah terjadinya penyebaran virus covid-19. Hal itu bukan hanya berlaku bagi tamu saja, karyawan juga wajib megikuti protap tersebut.
Kata Supervisor LPG Terminal (s) Amurang Freddy Ibeen Roy Silalahi, setiap tamu bahkan karyawan yang akang masuk memang diwajibkan mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19 tanpa pandang bulu.
"Siapapun yang masuk wilayah kami di LPG Sulawesi Utara wajib melakukannya. Mulai dari gerbang, setiap pengunjung, karyawan, maupun mitra harus mencuci tangan, mengukur suhu tubuh dan briefing tentang covid-19. Kami juga akan memberikan disinfektan untuk kendaraan. Untuk karyawan, dua kali dalam sebulan rutin melakukan rapid test untuk mengecek kondisi kesehatan karyawan," terang Freddy, Jumat (30/10/2020).
Usai melewati semua protap kesehatan tersebut, tamu kemudian diarahkan ke gedung utama. Ditempat ini sebelum diajak jalan-jalan berkeliling, terlebih dahulu diberikan penjelasan tentang safety induction dan pengenalan singkat tentang terminal LPG yang baru dua tahun berdiri ini.
Karena merupakan area terbatas, sebelum berkeliling, wajib mematuhi aturan yang ada, seperti dilarang merokok, dilarang membawa handphone, dilarang membawa korek api dan membuat api terbuka tanpa ijin, dilarang memotret tanpa seijin kepala depot, dilarang membawa senjata api dan senjata tajam serta menggunakan APD lengkap.
Terminal ini dibangun pada lahan seluas 7,4 hektar, berlokasi di pinggir laut, serta terdapat sarana dan prasana seperti penerimaan berupa jetty dan penimbunan berupa tanki. Jetty yang berada di lokasi ini berkapasitas 3.500 Dead Weight Tonnage (DWT), dengan kedalaman laut sekitar 10 meter serta 1 unit Marine loading arm ukuran 6" (liquid) dan 3" (vapour). Jetty ini merupakan tempat bersandarnya kapal tanker berkapasitas 1.700 metrik ton dari kalbut situbondo.
"Depot mini LPG sulawesi utara ini sangat vital bagi masyarakat sulawesi utara dan juga gorontalo, sebab kami mensupply full untuk sulawesi utara dan sebagian gorontalo. Kami mengambil dari kalbut situbondo diangkut menggunakan kapal tanker berkapasitas 1.700 metrik ton, sampai kesini kami timbun di dua tanki yang masing-masing berkapasitas 1.000 metrik ton. Setelah kami timbun, kami salurkan ke lima SPPBE di sulawesi utara dan dua di gorontalo," jelas Freddy
Proses pengisian LPG ke tanki dari kapal dilakukan dengan menggunakan pipa yang memiliki dua sistem, yaitu otomatis dan manual. Untuk otomatis, jika terjadi ombak yang cukup besar, maka sambungan pipa dari jetty ke kapal akan langsung terkunci dan terlepas secara otomatis. Dalam kondisi tersebut, kapal dapat segera menjauh dari jetty untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Terminal ini memiliki dua tangki LPG berbentuk spherical tank, berkapasitas 2 x 1.000 Metrik Ton (MT) dan mampu menerima kapal 3.500 DWT. Sehari-harinya Terminal LPG ini melayani 18-25 penyaluran skid tank per hari dengan total 250 MT. Dua unit tanki timbunan ini dilengkapi dengan Aotomatic Tank Gauge (ATG) Magnetic Level Gauge (MLG) Pressure Gauge dan Temperature Gauge.
Tanki tersebut dilengkapi dengan water sprinkler, gas detector dan flame detector serta fire alarm. Jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan seperti kebocoran gas atau adanya api, fire alarm akan berbunyi, dan langsung terdeteksi oleh gas dan flame detector serta water sprinkler otomatis akan menyemprotkan air.
Foto Dokumentasi Terminal LPG Amurang |
Selain itu terdapat 3 unit alat pemadam api berat (APAB) dan 12 unit alat pemadam api ringan (APAR), 1 unit electric pump dengan kapasitas 2.500 Galon Per Menit (GPM), 1 unit Diesel pump berkapasitas 2.500 GPM 1 unit jockey pump kapasitas 50 GPM dan Hydrant.
Terminal yang dioperasikan oleh PT Elnusa Petrofin (Pertamina Group) dengan skema kerja sama operasi (KSO) selama 10 Tahun, untuk kemudian dialih kelolakan ke PT Pertamina (Persero) sepenuhnya ini telah menerapkan teknologi terkini, diantaranya adalah Jembatan Timbang berkapasitas 60 MT yang menerapkan Terminal Automation System (TAS), untuk mengukur berat Mobil Skid Tank yang keluar setelah dilakukan pengisian.
Ini dilakukan untuk memastikan volume LPG yang dibawa sesuai dengan kapasitas yang seharusnya. Mempunyai Automatic Tank Gauge dan Magnetic Level Gauge untuk mengukur kapasitas Tanki agar termonitor pada live dashboard.
Pulau Sulawesi sendiri memiliki 4 Terminal LPG yang terletak di Makassar 2 instalasi, 1 di Minahasa Selatan dan 1 di Donggala dan 3 SPPEK untuk Supply Point di Kendari, Bitung dan Gorontalo yang dioperasikan oleh pihak ketiga.
Terminal ini menjadi salah satu tulang punggung perekonomian wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo, sehingga kehandalannya dipertaruhkan. Untuk itu, diharapkan agar Terminal LPG Amurang ini selalu waspada dan mengantisipasi berbagai kemungkinan terburuk yang mungkin bisa terjadi.
(Subhan)