Upacara digelar dari halaman gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, dan Presiden Joko Widodo yang bertindak sebagai inspektur upacara, hadir secara virtual melalui Istana Kepresidenan Bogor, dengan mengenakan baju adat dari Kabupaten Tanah Kumbu.
Dalam upacara tersebut bertindak sebagai Perwira Upacara Brigjen. TNI Novi Helmy Prasetya, saat ini menduduki jabatan Kepala Staf Komando Garnisun I Jakarta.
Sedangkan bertindak sebagai Komandan Upacara adalah Kolonel Infantri Muhammad Imam yang kini menjabat Asisten Operasi Pasukan Pengaman Presiden.
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan mengheningkan cipta.
Ketua MPR Bambang Soesatyo membacakan Pancasila. Sedangkan Ketua DPR Puan Maharani membacakan naskah Pembukaan UUD 1945.
Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo mengatakan sejumlah tantangan yang dihadapi bangsa untuk menanamkan secara kuat nilai-nilai PANCASILA dalam diri masyarakat. Menurutnya upaya ini memang tidak ringan di tengah pesatnya globalisasi, kemajuan teknologi dan interaksi dunia.
Presiden Joko Widodo juga mengatakan di era globalisasi saat ini dan cepatnya interaksi antar belahan dunia, tidak serta merta meningkatkan kesamaan pandangan dan kebersamaan. Namun, juga menimbulkan berbagai tantangan yang harus diwaspadai, termasuk mengenai ideologi.
“Yang harus kita waspadai adalah meningkatnya rivalitas dan kompetisi, termasuk rivalitas antar pandangan, rivalitas antar nilai-nilai dan rivalitas antar ideologi,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden menekankan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga telah mempengaruhi lanskap kontestasi ideologi. Hadirnya revolusi industri 4.0 menimbulkan kemudahan dalam berdialog, dalam berinteraksi, dan dalam berorganisasi menggunakan skala besar lintas negara. Perkembangan konektivitas 5G yang melanda dunia juga membuat interaksi antara berbagai masyarakat juga semakin mudah dan cepat.
"Kemudahan ini bisa digunakan oleh ideolog-ideolog transnasional radikal untuk merambah ke semua pelosok Indonesia, ke seluruh kalangan dan ke seluruh usia tidak mengenal lokasi dan waktu," sambungnya.
Selain itu juga, menurut Presiden, kecepatan ekspansi ideologi transnasional radikal dalam era disrupsi teknologi ini bisa melampaui standar normal.
Oleh karena itu, Kepala Negara mengingatkan bahwa saat ini perluasan dan pendalaman nilai-nilai Pancasila tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa. Segenap bangsa memerlukan cara-cara baru yang luar biasa, dan mampu mengoptimalkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama revolusi industri 4.0.
"Sekaligus Pancasila harus menjadi fondasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkeindonesiaan," tandasnya.
Gubernur Olly Dondokambey juga menambahkan bahwa Presiden Joko Widodo sudah menetapkan tanggal 1 juni Hari Lahir Pancasila sehingga sejarah tentang pancasila lebih jelas tanda lahirnya karena selama ini menjadi polemik dimana-mana sehingga ditetapkan 1 Juni hari lahir pancasila, Upacara dan hari libur sehingga rakyat mengetahui pancasila itu pemersatu bangsa.
Yang hadir dalam kegiatan ini Wakil Gubernur Steven Kandouw, Ketua DPRD Provinsi Sulut, Sekertaris TP-Pkk Prov. Sulut, Sekprov, forkopimda Prov. Sulut, Walikota Manado, Bupati Minut, Wakil Bupati Minut, Forkopimda Minut dan Pejabat ess II Prov Sulut terkait.
(Alfa Jobel)