Istimewa |
INDIMANADO.COM, Manado - Penyebaran Variant of Concern (Alfa,Beta, Delta dan Kappa) diduga sudah berada di Sulawesi Utara (Sulut). Tanda-tanda penyebaran empat varian baru virus Covid 19 itu sudah terlihat.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit ( P2P) Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulut dr. Steaven Dandel mengatakan kecurigaan tersebut berdasarkan trend pertambahan kasus positif harian di Sulut pasca libur hari raya yang menunjukkan peningkatan mencapai 200 persen. Sebelum hari raya per hari dideteksi rata rata 5 kasus perhari, sementara sesudah hari raya meningkat menjadi 15 kasus per hari.
"Akan tetapi pada akhir Juni dan awal Juli ini trend pertambahannya menunjukan tanda terjadinya peningkatan eksponensial. Pelipatgandaan kasus terjadi dengan cepat dan dalam periode waktu yang lebih pendek (berdasarkan trend 7 days moving average)," kata Dandel Sabtu (3/7/2021).
Menurutnya, rata-rata per hari lima kasus berlipat menjadi 10 kasus perhari dalam 21 hari. Kemudian meningkat menjadi 20 kasus perhari dalam kurun waktu 12 hari, dan naik menjadi rata rata 40 kasus perhari dalam waktu sembilan hari.
"Kecurigaan bahwa fenomena ini disebabkan oleh adanya penyebaran Variant of Concern (Alfa,Beta, Delta dan Kappa) belum bisa dipastikan karena pemeriksaan genomik sequencing yang telah dikirimkan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pencegahan Penyakit Manado ke Pusat Litbangkes Kemenkes RI, sampai saat ini belum ada hasil," ujar Dandel.
Akan tetapi pada beberapa cluster yang terjadi di Sangihe, Tomohon, Manado dan juga Bitung menunjukkan kecepatan transmisi yang menyerupai variant of Concern ini. Peningkatan ini tentunya secara otomatis membuat beban bagi pelayanan kesehatan makin terlihat jelas.
Dalam kurun waktu tiga minggu, angka keterisian Ruang Isolasi dan Ruang ICU Covid 19 (Bed Occupational Rate) di Rumah Sakit Rujukan Covid 19, meningkat dengan cepat. Dalam waktu 17 hari keterisian Bed Isolasi meningkat dari 8 persen menjadi 25 persen.
"Bahkan pada beberapa Kabupaten Kota keterisiannya sudah diatas 50 persen. Semakin banyak orang yang sakit, maka otomatis makin banyak yang perlu dirawat di ruang perawatan intensif dan makin banyak juga kematian yang dilaporkan," tutur Dandel.
Sementara itu gambaran kegiatan testing juga menunjukkan tanda-tanda memburuk dimana positivity rate Provinsi Sulawei Utara meningkat dari 2,5 persen pada bulan Mei 2021 dan posisi terkini sudah mencapai angka di atas 10 persen lebih tepatnya ada diangka 12,31 persen.
Angka ini mengindikasikan bahwa dari setiap 100 sampel yang diperiksa akan terdapat 12 sampai dengan 13 kasus positif. Kondisi ideal yang menunjukkan bahwa transmisi terkendali, seharusnya berada dibawah 5 persen.
"Mencermati kesemua data tersebut, maka Satgas Covid 19 Pemerintah Provinsi Sulut menyampaikan bahwa walaupun secara laboratorium belum ada bukti adanya keberadaan variant of Concern (VoC) di Sulut, tetapi perkembangan kondisi epidemiologik dan kecepatan transmisi dari beberapa kasus menunjukkan adanya kemungkinan bahwa yang sementara beredar di Sulut pada saat ini adalah VoC ini," tutur Dandel
Lebih lanjut Dandel mengatakan pola transmisi dari VoC ini berdasarkan laporan investigasi dari negara dan daerah lain di Indonesia adalah lebih cepat, menjangkiti lebih banyak orang dan adanya kemungkinan yang sangat tinggi bahwa transmisinya bersifat aerosol/ airborne. Penularan aerosol/airborne adalah penularan yang disebabkan karena menghirup partikel virus yang mengambang di udara.
Pada penularan airborne, orang yang infeksius mengeluarkan partikel virus ini lewat batuk atau bersin yang melayang diudara dan bisa bertahan sampai 16 jam. Sehingga mereka yang tidak memakai masker akan sangat mudah terinfeksi.
"Dengan pola transmisi seperti ini maka masyarakat dihimbau untuk menaikkan kewaspadaannya ketitik tertinggi. Pemakaian masker menjadi hal yang wajib dilakukan. Pola kerja dari rumah diimplementasikan kembali. Sirkulasi udara ruangan kerja harus diperbaiki. Menghindari makan bersama, karena pada saat makan bersama otomatis masker akan dibuka," kata Dandel.
Masyarakat juga dihimbau untuk menghindari acara acara di tempat tertutup dan padat. Menghindari kerumunan kemanapun kita pergi. Acara acara resepsi dengan kehadiran lebih dari 30 orang sebaiknya dihindari. Pelaksanaan ibadah dan perayaan sebaiknya melalui daring.
(ss)