Walikota Cilegon, Helldy Agustian saat bertemu Walikota Manado, Andrei Angouw. |
Kunjungan study Walikota Helldy ini diterima langsung Sekretaris Kota Manado, Micler CS Lakat di Aula Kantor Walikota Manado, Kamis (18/11/2021).
Menurut Helldy, Cilegon pantas mempelajari program big data di Manado karena program tersebut sudah beberapa kali mendapat penghargaan.
"Jadi kedatangan kami kesini menghadiri Pekan Kerukunan Internasional dan Konferensi ke-VI FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama), sekaligus mempelajari mengenai Kesbangpol, kemudian kita belajar lagi upah dana lingkungan, jadi kita pelajari lagi Big Data," kata Walikota Helldy didampingi Ketua Partai Berkarya Sulut, Paulus Pangau ke indimanado.com, Sabtu (20/11/2021).
Ia menjelaskan, di Cilegon sendiri untuk dana lingkungan per RT dan RW. Ada 1.194 RT sementara RW ada 300 sekian. Dan sekarang sudah dinaikan 1 Juta per bulan, dibandingkan sebelumnya hanya tiga bulan sekali dan angkanya hanya 500 ribu.
Sementara alokasi anggarar lingkungan di Manado sudah tertata dengan baik. Ia kagum Kota Manado yang tidak punya pabrik, tidak ada pendapatan besar, namun kesejahteraan masyarakat luar biasa, bahkan alokasi anggaran per lingkungan 200 juta, sementara di Kota Manado ada 504 lingkungan.
"Ini sangat luar biasa," katanya lagi.
Ia juga mengapresiasi Pemerintah Kota Manado yang telah melakukan integrasi data berbasis GIS (Geographic Information System), dimana seluruh data telah dituangkan dalam Satu Peta Digital, dan Program ini sudah berjalan dengan baik.
Selain itu, Command Centre yang sudah berjalan dengan sangat baik, bahkan Call Centre 112 Manado mendapatkan Gold Medal sebagai Call Centre terbaik tingkat Dunia selama 3 tahun berturut-turut, 2018 di Praha, kemudian 2019 di Phuket lalu di Barcelona.
"Jadi banyak belajarlah kita mengenai Big Data yang sudah meraih beberapa kali penghargaan. Jadi kita ingin meniru, dan menerapkan juga itu di Cilegon," kata Walikota merakyat ini.
Ia menambakan, dengan data update, bantuan-bantuan tidak akan salah sasaran.
Helldy juga menjelaskan bahwa Manado dan Cilegon memiliki hubungan.
"Apa hubungannya? Hubungannya itu, pada saat Perang Geger Cilegon, ada 11 orang dari 99 orang dibuang ke Sulawesi Utara, Pahlawan Geger Cilegon. Ada yang menyebar di Jaton, salah satunya KH. Syeh Djaafar, dimakamkan disana. Satunya lagi KH Asnawi, termasuk buyut saya ada di Manado, KH Syeh Arsyad Thawil di Komo Luar, ada masjidnya disitu, dan beliau dimakamkan di Lawangirung," terangnya.
Sementara Sekda Kota Manado, Micler Lakat saat itu menyambut baik kedatangan Pemerintah Kota Cilegon di Manado. “Kami merasa terhormat mendapati kunjungan dari pemerintah kota Cilegon, baru ini kita kedatangannya lengkap, jadi kami sangat tersanjung dan terhormat pa Wali mengunjungi tempat kami,” ungkapnya.
Dikesempatan itu, Micler Lakat mengatakan pihaknya akan meminta Dinas Sosial untuk mengusung KH Arsyad Thawil menjadi pahlawan nasional.
Adapun bersama Walikota Cilegon saat berkunjung ke Kantor Walikota Manado, yakni; Asda II, Dikrie Maulawardana, Kepala Dinas Perhubungan, Andi Afandi, Kepala Kesbangpol, Buchori, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Heri Mardiana, Staf Ahli Ekonomi Keuangan dan Pembangunan, Ahmad Aziz Setia Ade Putra. (alfa jobel)
"Ini sangat luar biasa," katanya lagi.
Ia juga mengapresiasi Pemerintah Kota Manado yang telah melakukan integrasi data berbasis GIS (Geographic Information System), dimana seluruh data telah dituangkan dalam Satu Peta Digital, dan Program ini sudah berjalan dengan baik.
Selain itu, Command Centre yang sudah berjalan dengan sangat baik, bahkan Call Centre 112 Manado mendapatkan Gold Medal sebagai Call Centre terbaik tingkat Dunia selama 3 tahun berturut-turut, 2018 di Praha, kemudian 2019 di Phuket lalu di Barcelona.
"Jadi banyak belajarlah kita mengenai Big Data yang sudah meraih beberapa kali penghargaan. Jadi kita ingin meniru, dan menerapkan juga itu di Cilegon," kata Walikota merakyat ini.
Ia menambakan, dengan data update, bantuan-bantuan tidak akan salah sasaran.
Helldy juga menjelaskan bahwa Manado dan Cilegon memiliki hubungan.
"Apa hubungannya? Hubungannya itu, pada saat Perang Geger Cilegon, ada 11 orang dari 99 orang dibuang ke Sulawesi Utara, Pahlawan Geger Cilegon. Ada yang menyebar di Jaton, salah satunya KH. Syeh Djaafar, dimakamkan disana. Satunya lagi KH Asnawi, termasuk buyut saya ada di Manado, KH Syeh Arsyad Thawil di Komo Luar, ada masjidnya disitu, dan beliau dimakamkan di Lawangirung," terangnya.
Sementara Sekda Kota Manado, Micler Lakat saat itu menyambut baik kedatangan Pemerintah Kota Cilegon di Manado. “Kami merasa terhormat mendapati kunjungan dari pemerintah kota Cilegon, baru ini kita kedatangannya lengkap, jadi kami sangat tersanjung dan terhormat pa Wali mengunjungi tempat kami,” ungkapnya.
Dikesempatan itu, Micler Lakat mengatakan pihaknya akan meminta Dinas Sosial untuk mengusung KH Arsyad Thawil menjadi pahlawan nasional.
Adapun bersama Walikota Cilegon saat berkunjung ke Kantor Walikota Manado, yakni; Asda II, Dikrie Maulawardana, Kepala Dinas Perhubungan, Andi Afandi, Kepala Kesbangpol, Buchori, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, Heri Mardiana, Staf Ahli Ekonomi Keuangan dan Pembangunan, Ahmad Aziz Setia Ade Putra. (alfa jobel)