Penyerahan Plakat sebagai bentuk apresiasi PERABOI kepada Pemerintah Provinsi Sulut. Diserakan Ketua Pengurus Pusat (PP) PERABOI Dr Walta Gautama kepda dr Rinny Tamuntuan. |
Kegiatan yang merupakan rangkaian Muktamar PERABOI XII dan memperingati hari kanker sedunia berlangsung daring dan luring. Pada hari sebelumnya, PERABOI juga telah melaksanakan Bakti Sosial dengan operasi kanker gratis di dua rumah sakit, RSUP Prof Dr RD Kandou dan RS Sentra Medika.
Talkshow kali ini menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain; Ketua Pengurus Pusat (PP) PERABOI Dr Walta Gautama, dr Rinny Tamuntuan dari Pemerintah Provinsi Sulut, mantan Menteri PPPA RI Linda Amalia Gumelar yang juga selaku Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia, dan Dosen Psikologi Klinis Unjaya, Astriani Dwi Aryaningtyas juga selaku Ketua Pita Tosca.
Ketua PP PERABOI Dr Walta Gautama menjelaskan, pelaksanaan Muktamar terkait edukasi tentang kanker payudara dan tiroid, pertama dilakukan karena bulan Februari merupakan peringatan Hari Kanker Sedunia.
“Kedua karena kanker payudara itu berada di urutan satu baik di dunia dan Indonesia. Itu menjadi masalah tersendiri bagi kaum wanita,” ujarnya.
Selain itu, kanker payudara selama 50 tahun terakhir di Indonesia masih pasien dengan status stadium tiga dan empat yang mendominasi.
“Pasien yang datang berobat sudah stadium tiga dan empat. Kalau untuk stadium satu itu angka kesembuhan sampai 90% dan stadium dua kurang dari 80%, stadium tiga kurang dari 60% dan stadium empat lebih rendah lagi atau kurang dari 20%,” terangnya.
Menurut Dokter Walta, hal ini sangat memprihatinkan, karena sudah 50 tahun kondisinya tetap sama. Karena itu, kondisi ini perlu ada perhatian serius, salah satunya dengan melakukan sosialisasi edukasi lebih lagi ke masyarakat.
“Terutama bagaimana cara mendeteksi dini kanker payudara dan tiroid. Muktamar lewat talkshow yang menghadirkan sejumlah narasumber termasuk penyintas yang sembuh dari kanker diharapkan dapat memberikan mafaat bagi masyarakat Sulut, terlebih kaum wanita agar memahami bagaimana tindakan menghadapi kanker payudara dan tiroid ini. Tujuannya supaya kita terus dapat menekan kasusnya,” harap Dokter Walta.
Sementara, dr Rinny Tamuntuan yang mewakili Pemprov Sulut mengungkapkan data yang terima dari RSUP Prof Dr RD Kandou Manado untuk tahun 2021, dimana kanker payudara menempati peringkat pertama, karena itu harus diwaspadai.
Menyikapi kondisi ini, Dokter Rinny bersama instansi terkait akan membuat program dalam rangka mendorong masyarakat untuk memeriksa secara dini gejala kanker payudara.
“Terkait ini, Pemprov Sulut akan bekerja secara kolaborasi. Artinya, bukan hanya tugas dari dinas kesehatan, tetapi melibatkan juga dinas sosial dan dinas pemberdayaan perempuan,” ujarnya.
Karena itu, poin-poin penting, ide, usulan yang dibahas lewat talshow tersebut, menurut Dokter Rinny akan dilaporkan, sekaligus memberikan masukan kepada Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw. (alfa jobel)