Direktur Utama (Dirut) BSG, Revino Pepah mengatakan, untuk tahun 2021 total aset yang telah dicapai sampai dengan akhir tahun sebesar Rp.18,546 triliun lebih. Di mana total pertumbuhan aset dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu Rp16,406 triliun lebih, maka total pertumbuhan aset sebesar 13,04 persen atau dibandingkan dengan rencana capaian mencapai 103, 97 persen.
Selain itu untuk dana pihak ketiga yang bisa dihimpun selang tahun 2021 yang terdiri dari giro, tabungan, deposito sebesar Rp.15,671 triliun lebih.
“Total dana pihak ketiga yang kita himpun bisa bertumbuh 14,71 persen dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp.13, 662 triliun lebih," ungkap Pepah saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPRD Sulut di Gedung Cengkeh.
Dengan demikian total kredit yang telah disalurkan BSG sampai dengan posisi akhir tahun 2021 sebesar Rp.13,081 triliun lebih dan mengalami pertumbuhan yakni 4,90 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni 12,470 miliar lebih, dengan pencapaian terhadap target yakni 98,49 persen.
Sementara untuk pendapatan yang dicapai BSG selama 2021 sebesar Rp.3,995 triliun lebih atau bertumbuh 38,96 persen dengan capaian 102 persen dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan.
“Saat ini BSG memiliki modal inti sebesar Rp. 1,488 triliun dimana modal inti ini bertumbuh 11,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan mencapai target yang kami rencanakan yakni 99, 27 persen, ” ungkap Pepah.
Di sisi lain, terkait posisi saham Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut di BSG sampai akhir tahun 2021, 36,36 persen, mengalami sedikit penurunan. Kurang lebih 1 persen diakibatkan tidak ada penambahan saham oleh pemerintah.
“Itu terjadi selang tahun 2020 dan 2021. Penyebabnya mungkin karena adanya refocusing anggaran APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) akibat penanganan pandemi Covid-19 sehingga agak menurun sedikit dari 37,48 persen ratsio sahamnya menjadi 36,36 persen,” jelasnya.
Terkait rencana kerja tahun 2022, sejumlah program telah disiapkan direksi dan manajemen BSG dalam memperkuat kapasitas dan kompetisi perbankan saat ini.
Dikatakan Pepah, ada beberapa hal yang menjadi fokus utama BSG di tahun 2022, yakni penguatan kelembagaan, market penetration, produk development dan operasional sistem.
“Terkait penguatan kelembagaan kita menargetkan untuk melakukan pemenuhan modal inti pada tahun 2024 sebesar Rp. 3 trliun. Karena ini sesuai regulasi otoritas jasa keuangan (OJK) bahwa kita harus memenuhi target pemenuhan modal inti sebesar 3 triliun rupiah, sehingga fokus kita di tahun 2022 hingga 2024 adalah peningkatan modal inti dan tentunya ini berkaitan dengan pemegang saham,” tandasnya.
Selain itu BSG akan melakukan perbaikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) yang menjadi salah satu komponen untuk mengurangi kredit bermasalah, terutama dalam menghadapi risiko kerugian penurunan nilai (impairment losses) aset seperti kredit dan surat berharga.
“Sehingga apabila penurunan cadangan biaya impac kita kurangi maka ini akan menambah keuntungan bagi kita dan memperbesar profit pada bank,” terang Pepah.
Langkah kedua yang akan dilakukan tahun 2022 ini adalah market penetration dengan mempertahankan loyalitas nasabah yang ada saat ini, yaitu bagaimana kita melakukan hubungan dengan nasabah lewat digital banking karena digitalisasi ini merupakan harga mati bagi perbankan saat ini.
“Kita akan terus melanjutkan apa yang sudah dilaksanakan selama empat tahun terakhir ini melalui produk-produk digital bank,” katanya.
Kemudian produk development yang berkaitan dengan market penetration, BSG akan melakukan diversifikasi dari seluruh produk yang ada menuju pada digitalisasi.
"Kita akan mengurang body contac antara bank dan nasabah kemudian secara internal sistem juga akan menuju kepada digitalisasi, baik itu prosedur-prosedur maupun sistem intrenalisasi yang ada di bank, ”ujar Pepah.
Sementara target pencapaian tahun 2022 yang akan dilakukan BSG di antaranya peningkatan aset Rp.18.882 miliar lebih atau bertumbuh sebesar 10,93 persen. Begitupun untuk modal inti ditargetkan menjadi 1,787 miliar lebih atau 15,93 persen, kemudian perolehan dana pihak ketiga ditingkatkan menjadi 14,930 miliar lebih.
"Sedangkan untuk penyaluran kredit tahun 2022 direncanakan sebesar Rp.14,107 miliar lebih, dengan pertumbuhan 7,08 persen serta laba bruto direncanakan sebesar Rp.301,267 miliar," tandas Pepah.
Ketua Komisi II DPRD Sulut Cindy Wurangian mengatakan, sudah disampaikan terkait dengan kinerja BSG di tahun 2021 dan rencana di tahun di 2022. Pihaknya melihat secara umum, dari presentasi yang ada, meski pandemi tapi masih terjadi pertumbuhan di BSG. Baik dari segi aset dan dari pihak ketiga.
"Memang labanya menurun. Tapi dibandingkan dengan situasi sekarang ini, saya pribadi melihat ini adalah kinerja yang baik. Bagaimana dia melangkah ke 2022 tentunya kita berharap BSG akan bersaing secara profesional dengan bank-bank lainnya, karena masih ada peluang-peluang untuk peningkatan,” ucapnya.
Turut mendampingi Dirut Revino Pepah, Direktur Pemasaran Mahmud Turuis, Direktur Umum Joubert Dondokambey dan Direktur Kepatuhan Pius Batara yang juga menyampaikan program kerja sebagai fokus utama tahun 2022. Khususnya memperkuat kapasitas bank daerah ini menjadi lebih kompetitif dan unggul di berbagai program sektor. (*)