Salah satunya dengan menggenjot ekspor dengan memberikan kemudahan bagi para eksportir.
Upaya ini menunjukkan hasil yang baik. Sektor pertanian provinsi ujung Utara Sulawesi ini mampu menjadi daya dorong perekonomian. Tercatat, hingga di akhir tahun 2021, nilai ekspor pertanian Sulawesi Utara mencapai Rp. 5,8 triliun, naik sebesar 109 persen dibanding ekspor tahun 2020 sebesar Rp. 2,82 triliun.
Tujuan negara ekspor pun bertambah. Ada 46 negara yang menjadi tujuan ekspor, sementara China, Malaysia, Amerika Serikat, Belanda, India, Vietnam, Korea Selatan, Jerman, Spanyol serta Thailand menjadi yang terbanyak menyerap komoditas ekspor pertanian Sulut.
Setelah Tahun 2020 mengalami kontraksi, pada tahun 2021 Pertumbuhan Ekonomi Sulut kembali membaik. Pertumbuhan positif ini juga terjadi di tahun 2022. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut, perkembangan ekspor dan impor Sulawesi Utara pada Februari 2022 (angka Sementara) bertumbuh positif. Nilai ekspor nonmigas Sulawesi Utara pada Februari 2022 tercatat sebesar US$ 91,35 juta sementara impornya senilai US$ 17,19 juta.
“Sementara komoditas ekspor nonmigas terbesar pada Februari 2022 masih didominasi Lemak dan Minyak Hewan/Nabati (HS 15), senilai US$61,13 juta (66,92% dari total ekspor). Sedangkan untuk komoditas impor terbesar adalah Bahan Bakar Mineral (HS 27), senilai US$ 13,23 juta (76,92% dari total impor),” ungkap Kepala BPS Sulut, Asim Saputra, Rabu (16/3/2022).
Adapun negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Sulawesi Utara pada Februari 2022 adalah Amerika Serikat sebesar US$ 36,19 juta (39,62% dari total ekspor). (alfa jobel)