Unjuk rasa Masyarakat Adat Bantik Malalayang tolak Reklamasi PT TJS. Foto Ridho L Tobing/indimanado.com |
Dari pantauan Media IndiManado.com, para pengunjuk rasa menyampaikan protes mereka lewat baliho dengan longmarch.
Diawali dengan doa bersama di Lapangan Bantik, pengunjuk rasa kemudian bertolak ke lokasi reklamasi Pantai Malalayang.
Mereka membentangkan baliho yang berisi protes. Dimana Masyarakat Adat Suku Bantik Malalayang merasa harga diri mereka diinjak-ijak, dibohongi, dilecehkan dan diremehkan oleh pengembang PT TJ Silfanus.
Ketua Adat Bantik Malalayang, Berty Monangin mengatatakan sebagai Masyarakat Adat Bantik Malalayang mereka meminta kontribusi. Dan langka ini sudah ditempu dengan menyurat ke pihak pengembang PT TJ Silfanus.
"Tetapi yang menjadi lekecewaan kami, yang dari pusat tidak perna datang di Manado untuk bertemu dengan masyarakat Bantik," kata Berty Monangin.
Karena itu mereka melakukan unjuk rasa sebagai protes.
Ia pun meminta petinggi PT TJ Silfanus untuk bertemu dengan masyarakat Bantik.
"Ini dimaksud agar ada komunikasi yang baik, mencari jalan keluar. Jadi mereka harus menghargai adat masyarakat Bantik, jangan seenaknya. Apalagi masyarakat pesisir yang langsung kenak dampaknya," ujarnya.
Selama ini ia merasa tuntutan mereka diabaikan pihak pengembang. Tuntutan mereka belum dijawab.
"Oleh karena itu kami menutut terus. Kami kira kalau itu dilaksanakan tidak ada masalah," tandas Berty Monangin.
Pemerintah Kota Manado, Kaban Kesbang Pol Manado, Meiske Conny Lantu SE yang memantau ujuk rasa dan mendengar langsung aspirasi pengunjuk rasa berjanji akan berkoordinasi sesegera mungkin dengan pihak terkait untuk menjebatani persoalan ini.
Sementara Koordinator Public Relation PT TJ Silfanus, Marvil Budiman yang berada dilokasi saat ditemui awak media, mengaku akan terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait.
Sampai berakhirnya aksi, suasana tetap kondusif. (Ido Tobing)