Bendungan yang dibangun sejak tahun 2016 ini memiliki kapasitas 26 juta meter kubik.
“Bendungan Kuwil Kawangkoan ini dibangun sejak 2016, artinya sudah lima setengah tahun, dibangun dengan anggaran Rp1,9 triliun. Ini akan memiliki kapasitas tampung 26 juta meter kubik, dengan luas genangan 157 hektare,” ujar Presiden.
Presiden menyampaikan, tak hanya untuk keperluan irigasi lahan pertanian, Bendungan Kuwil juga bermanfaat untuk mereduksi banjir di wilayah Sulawesi Utara.
“Kalau enggak dihentikan di sini, airnya bisa lari dan bisa menyebabkan Manado banjir, seperti kita ingat pernah 2014 di Manado pernah banjir bandang,” ujarnya.
Selain itu, bendungan ini juga dapat digunakan untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
“Jadi Bendungan Kuwil ini bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro, yang menghasilkan tenaga listrik 2 kali 0,70 megawatt. Meskipun kecil, tetapi bisa menjadi pembangkit listrik tenaga mikrohidro,” pungkasnya.
Berbeda dengan acara peresmian bendungan sebelumnya, pada peresmian Bendungan Kuwil Kawangkoan ini hadir juga sejumlah pelajar dari SD, SMP, dan SMA yang terlihat antusias menyambut kedatangan Presiden Jokowi. Pada kesempatan itu, Presiden memanggil dan mengajukan pertanyaan kepada beberapa pelajar.
“Sebutkan dua fungsi bendungan!,” kata Presiden kepada seorang pelajar SMA bernama Naisil Hendar.
“Sebagai tempat penampungan air hujan, sebagai tempat membudidayakan ikan,” jawab Naisil.
Presiden pun mengonfirmasi jawaban Naisil kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
“Saya mau tanya Pak Menteri PU. Betul, Pak Menteri?,” kata Presiden
“Betul, Pak,” jawab Menteri PUPR.
“Betul, sudah. Nanyanya Pak Menteri PU saja yang sering buat bendungan. Sepeda diambil silakan,” kata Presiden kepada Naisil.
Usai meresmikan Bendungan Kuwil, Presiden bersama rombongan terbatas menebar benih ikan di Bendungan Kuwil.
Turut mendampingi Presiden dalam peresmian ini, antara lain, Menteri PUPRBasuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, dan Bupati Minahasa Utara Joune Ganda. (**)