Wakil Gubernur Drs Steven OE Kandouw saat menyalakan lilin HUT ke-86 GPdI masuk Tanah Totabuan. Istimewa |
“Saya percaya ehadiran saya karena bimbingan roh kudus untuk bisa beribadah bersama mensyukuri HUT ke-86 GPdI di Bumi Totabuan,” ungkapnya mengawali sambutan, di Lapangan Yadika Kopandakan, Bolmong, Kamis (4/5/2023).
Menurut dia, 86 tahun bukan umur yang singkat, tapi umur panjang, karena sudah melalui dinamika-dinamika dengan jemaat yang luar biasa.
“Ini pekerjaan Tuhan luar biasa. Api Pantekosta semakin besar di tanah Totabuan. Harapan Pak Gubernur, di usia 86 tahun pararel dengan iman percaya kita. Apalah artinya dengan 230 jemaat, ribuan orang dengan pembangunan kuantitatif tidak berimbang dengan pembangunan iman,” kata Wagub Kandouw.
Wagub Kandouw juga mengingatkan tentang fenomena tostik people, penyakit baru di masyarakat. Yaitu orang suka jadi racun di komunitas, suka bikin ribut, penuh dengki, penghasut, tidak suka dengan kelebihan orang lain.
“Mudah mudahan di usia 86 tahun bisa meningkatkan kadar iman percaya kita,” harapnya.
Ia juga menceritakan di Negara Bihar bagian Selatan India dengan jumlah penduduk 60 juta, tidak ada perceraian. Begitu juga di Iwo Jima, Jepang, tidak ada tidak pidana berat dan ringan sehingga penjara tutup.
“Di Bihar dan Iwo Jima tidak ada warga NU, Muhamadiyah, GMIM dan GPdI. Jadi pertanyaan apakah di tanah Totabuan dengan usia 86 tahun masih ada perceraian, pidana ringan dan KDRT. Apakah seremonial ini berbanding lurus dengan pembangunan iman. Ini menjadi momentum kontemplasi, intropeksi diri bagi kita,” pungkasnya.
Di akhir sambutannya, Mantan Ketua DPRD Sulut ini memberikan bantuan Rp.20 juta untuk GPdI di tanah Totabuan. (Ajl)