![]() |
Wakil Gubernur Sulut, Drs Steven OE Kandouw saat memberi arahan kepada peserta magang yang akan ke Jepang. Foto indimanado.com |
Dalam arahannya, Wagub Kandouw mengungkapkan rasa tidak percayanya terhadap kesempatan ini. Ia berkata, "Puji Tuhan kita semua menjadi saksi pelepasan siswa magang ke Jepang. Saya sebenarnya tidak percaya ada yang magang ke Jepang dan ternyata benar."
Wagub menjelaskan bahwa kesempatan ini terwujud berkat kolaborasi antara Kementerian Tenaga Kerja, Indonesia Jepang Bisnis Network, dan Pemerintah Provinsi Sulut dalam program magang untuk siswa-siswa tersebut.
"Ini merupakan achievement (pencapaian) baru bagi kita. Anak-anak kita diberikan kesempatan untuk bekerja di luar negeri berdasarkan kompetensi mereka. Kali ini fokus pada bidang pertanian karena mereka berasal dari SMK Pertanian. Berikut Keperawatan, Peternakan, Pariwisata dan Perhotelan. Ini sangat bagus," kata mantan Ketua DPRD Sulut ini.
Wagub juga menyebut bahwa Dinas Pendidikan telah mempersiapkan siswa-siswa yang akan magang ke Jepang dengan pelatihan bahasa, perilaku, etos kerja, dan motivasi kerja. Hal ini menjadi langkah baru bagi Sulut dalam menutup celah pekerjaan ilegal yang tidak memberikan jaminan keamanan dan perlindungan bagi para pekerja.
"Banyak anak-anak kita yang terjebak dan menjadi korban dalam pekerjaan ilegal. Kami mengimbau kepada anak-anak Sulut agar tidak tergoda dengan penawaran pekerjaan di luar negeri yang tidak jelas. Ini sudah diketahui oleh pemerintah Indonesia dan Jepang, serta Pemerintah Provinsi Sulut," ungkap Wagub Kandouw.
Selain itu, Wagub juga menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo mendukung dan mendorong pendidikan vokasi, yang merupakan jembatan antara para siswa dengan lapangan kerja.
"Harapan dari Presiden adalah agar pendidikan vokasi mendorong anak-anak kita untuk memiliki jiwa entrepreneur atau kewirausahaan dan siap untuk bekerja. Kurikulumnya lebih banyak berfokus pada praktek daripada teori," ujar Kandouw.
Wagub Kandouw menambahkan bahwa kebutuhan akan tenaga kerja vokasi di Jepang sangat tinggi. Permintaan tenaga kerja Indonesia di Jepang mencapai 74 ribu per tahun, namun baru terpenuhi sekitar 18 ribu.
"Masih ada peluang yang besar. Kalau boleh diisi dengan orang dari Sulut. Karena orang Sulut itu adaptif, gampang menyesuaikan, tidak eksklusif, mudah bergaul, gampang berinteraksi,” puji Wagub.
Wagub juga menyatakan bahwa siswa-siswa SMK yang magang di Jepang dapat menjadi contoh teladan. Oleh karena itu, kepala sekolah SMK harus terus dievaluasi dan tidak boleh mengabaikan kesempatan ini.
"Karena itu kesempatan tidak datang dua kali, jangan sia-siakan. Selama tiga tahun bekerja di Jepang, mereka dievaluasi. Jika memiliki etos kerja yang baik, masa kerja mereka dapat diperpanjang hingga lima tahun. Jika kinerjanya bagus dijadikan permanen," katanya sambil memberikan pesan kepada siswa-siswa magang agar memiliki etos kerja, semangat, disiplin dalam menjaga waktu, dan hemat agar dapat memiliki rumah di masa depan. (Advetorial)