Sekretaris Provinsi Sulut, Steve Kepel saat memberikan arahan dalam pertemuan bersama pengurus MKKS se-Provinsi Sulut. Ist |
“Kalau bisa dalam waktu dekat ini lulusan SMK itu diseleksi lagi. Nanti difasilitasi oleh Pemprov Sulut. Saya minta secepatnya bergerak cari lulusan yang baru lulus kemarin,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa terdapat lima sektor yang paling membutuhkan tenaga kerja di Jepang, yaitu sektor keperawatan, industri mesin, makanan dan minuman, pertanian, serta konstruksi.
"Meskipun ada banyak sektor yang dibutuhkan, kita akan memprioritaskan kelima sektor unggulan tersebut," tambahnya.
Sekprov menetapkan kuota pengiriman tenaga kerja dari Sulut ke Jepang sebanyak 1.000 orang per tahun.
"Sasaran kami minimal 1.000 lulusan SMK. Baru-baru ini, telah dikirimkan 60 lulusan SMK ke Jepang. Namun, jumlah tersebut belum mencukupi untuk mencapai target yang ditetapkan," jelasnya.
Sekprov mengungkapkan bahwa agar kuota tersebut dapat terpenuhi, kepala sekolah perlu berbenah.
"Langkah konkret yang perlu diambil antara lain meningkatkan jam pelajaran Bahasa Jepang, belajar tentang tata kerja dan budaya orang Jepang," tambahnya.
Baru-baru ini, Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw melepas 60 siswa SMK bidang Pertanian untuk melakukan magang di Jepang. Pelepasan tersebut dilaksanakan di Aula Mapalus Kantor Gubernur Sulut pada tanggal 1 Juni 2023. (*/ajl)