Peserta Sambut Antusias Lomba Perahu Layar Tradisional Peserta Sambut Antusias Lomba Perahu Layar Tradisional - Media Independen

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Peserta Sambut Antusias Lomba Perahu Layar Tradisional

25 September 2023 | 16:08 WIB Last Updated 2023-09-25T08:08:56Z
Lomba yang diselenggarakan bekerja sama dengan TNI AL Lantamal VIII Manado ini berhasil mencuri perhatian masyarakat nelayan Sulawesi Utara dan penggemar budaya maritim. (Foto: Indimanado.com/Dwi)
Lomba yang diselenggarakan bekerja sama dengan TNI AL Lantamal VIII Manado ini berhasil mencuri perhatian masyarakat nelayan Sulawesi Utara dan penggemar budaya maritim. (Foto: Indimanado.com/Dwi)

MANADO, Indimanado.com – Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya untuk menghidupkan kembali “Warisan Budaya" melalui Lomba Perahu Layar Tradisional di Karang Ria, Manado, Minggu (24/9/2023).

Lomba yang diselenggarakan bekerja sama dengan TNI AL Lantamal VIII Manado ini berhasil mencuri perhatian masyarakat nelayan Sulawesi Utara dan penggemar budaya maritim.

Hal ini tampak dari antusiasme peserta dan warga Kota Manado yang datang menyaksikan lomba unik ini.

Peristiwa luar biasa ini pun menjadi momen tepat untuk mengingatkan akan pentingnya melestarikan perahu layar tradisional sebagai warisan budaya leluhur yang berharga.

Lomba yang diselenggarakan bekerja sama dengan TNI AL Lantamal VIII Manado ini berhasil mencuri perhatian masyarakat nelayan Sulawesi Utara dan penggemar budaya maritim. (Foto: Indimanado.com/Dwi)
Lomba yang diselenggarakan bekerja sama dengan TNI AL Lantamal VIII Manado ini berhasil mencuri perhatian masyarakat nelayan Sulawesi Utara dan penggemar budaya maritim. (Foto: Indimanado.com/Dwi)

Kepala Balai Pelestarian Sulawesi Utara, Sri Sugiharta berharap agar melalui Lomba Perahu Layar Tradisional dapat menyadarkan masyarakat bahwa perahu layar tradisional adalah warisan yang tak boleh dilupakan.

“Jika tidak dilestarikan, warisan ini akan terancam punah,” kata Sri Sugiharta.

Lomba ini pun merupakan langkah awal dalam upaya pelestarian budaya pelayaran di Sulut.

“Ini untuk pertama kali digelar di Sulut. Harapannya ini bisa menjadi even tahunan atau setidaknya berkala,” pungkasnya.

Untuk mendukung maksud tersebut, Sri Sugiharta menyebut bahwa ke depan akan bekerja sama dan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk Pemerintah Kota Manado dan Provinsi Sulawesi Utara.

Dengan demikian, kata dia, akan ada lebih banyak peserta yang bisa ambil bagian sehingga upaya pelestarian budaya ini bisa berjalan maksimal, sembari menjadi hiburan bagi banyak masyarakat.

Selain itu, dia juga menyebutkan terkait potensi penyelenggaraan acara serupa di wilayah lain, terutama pulau terluar seperti Nusa Utara, terus dikaji.

“Ini masih terus dikaji. Sebab hal-hal seperti kondisi ombak yang tidak stabil dan besar, masih menjadi pertimbangan serius untuk penyelenggaraan di pulau-pulau terluar,” jelasnya.

Di lain pihak, Kurator Program Muhibah Budaya Jalur Rempah 2023, Adi Wicaksono, turut menyoroti tujuan lomba ini dalam menghidupkan kembali sejarah dan kekayaan budaya terkait pelayaran.

Adi berharap bahwa peserta dapat memahami lebih dalam tentang budaya perahu layar tradisional ini dan mengintegrasikannya dengan teknologi modern.

Dia juga berbicara tentang upaya revitalisasi yang akan terus dilakukan, khususnya dengan nelayan yang hidupnya berhubungan erat dengan laut.

“Sosialisasi tentang penggunaan teknologi tradisional dalam pelayaran tidak hanya ditujukan kepada nelayan, tetapi juga kepada generasi muda sehingga budaya pelayaran ini terus hidup dan berkembang,” pungkasnya
Lomba Perahu Layar Tradisional di Karang Ria, Manado, tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga simbol pentingnya menjaga dan mempromosikan budaya maritim yang kaya di Sulawesi Utara.

Sementara salah satu peserta, yakni pasangan nelayan Robby Warong dan Carter Sumayow yang berhasil menjadi pemenang lomba di kategori 5 meter jenis fiber/triplek sangat mengapresiasi perhatian pemerintah.

“Ini sangat baik bagi torang karena pemerintah ada peduli pa torang (ini sangat baik bagi kami karena pemerintah peduli dengan kami),” ungkapnya.

Dirinya pun menyambut baik sosialisasi yang diberikan terkait pengetahuan akan cara pembuatan layar tradisional sehingga penggunaan layar menjadi solusi lain kala pergi melaut.

“Lebih bagus pakai layar itu karna keuntungannya kalau mesin mati,” katanya, sembari menyebut akan membawa layar kala pergi melaut.

Adapun kedua pasangan nelayan ini adalah yang pertama mencapai garis finish di pesisir pantai Karang Ria dari seluruh peserta yang ikut lomba.
Berikut pemenang untuk Lomba Perahu Layar Tradisional:

Kategori 5 meter jenis kayu:

• Juara 1: Nomor Perahu 506
• Juara 2: Nomor Perahu 504
• Juara 3: Nomor Perahu 502
• Harapan 1: Nomor Perahu 505
• Harapan 2: Nomor Perahu 501
• Harapan 3: Nomor Perahu 503

Kategori 6 meter ke atas jenis kayu:

• Juara 1: 611
• Juara 2: 605
• Juara 3: 613
• Harapan 1: 602
• Harapan 2: 607
• Harapan 3: 608

Kategori 5 meter jenis fiber/triplek:

• Juara 1: 5508
• Juara 2: 5502
• Juara 3: 5504
• Harapan 1: 5503
• Harapan 2: 5507
• Harapan 3: 5512

Kategori 6 meter jenis fiber/triplek:

• Juara 1: 6601
• Juara 2: 6616
• Juara 3: 6614
• Harapan 1: 6615
• Harapan 2: 6604
• Harapan 3: 6622

Kategori 7 meter ke atas jenis fiber/triplek:

• Juara 1: 7701
• Juara 2: 7712
• Juara 3: 7714
• Harapan 1: 7702
• Harapan 2: 7708
• Harapan 3: 7703

Adapun untuk setiap pemenang dalam kategori lomba menerima hadiah berupa dana apresiasi dengan besaran:

• Juara 1 Rp10 Juta
• Juara 2 Rp8 Juta
• Juara 3 Rp6 Juta
• Harapan 1 Rp5 Juta
• Harapan 2 Rp4 Juta
• Harapan 3 Rp3 Juta

Sedangkan bagi peserta yang belum berhasil menjadi juara diberikan dana apresiasi, masing-masing peserta sebesar Rp1 Juta.

Panitia juga memberikan dana apresiasi dengan jumlah yang sama bagi para nelayan milenial atau yang berusia belasan tahun yang turut ikut serta dalam lomba tersebut. (Dwi)
CLOSE ADS
CLOSE ADS
close