MANADO, Indimanado.com - RSUP Prof. R.D Kandou Manado bersama dengan Yayasan Senyum Sulawesi Tengah, Smile Train Indonesia, Persatuan Ahli Bedah Mulut Indonesia (PABMI) Sulawesi, Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Manado, Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN) Sulut, Ikatan Psikologi Klinis Indonesia Wilayah Sulut, dan Ikatan Terapis Wicara Indonesia (IKATWI) akan menyelenggarakan bakti sosial Operasi Celah Bibir & Lelangit dalam rangka Hari Kesehatan Nasional Ke-59 12 November mendatang.
Acara ini dijadwalkan akan dimulai dengan proses penapisan calon pasien pada tanggal 8 November 2023, di mana para ahli medis akan menilai kelayakan pasien bayi operasi.
Pasien yang memenuhi persyaratan, termasuk memiliki fotokopi KTP dan KK, serta bayi dengan celah bibir minimal usia 3 bulan dan berat 5 kg, atau celah lelangit minimal usia 1,5 tahun dan berat badan 10 kg, akan dijadwalkan untuk operasi pada tanggal 11 – 12 November 2023.
Adapun syarat lainnya adalah pasien tidak dalam keadaan sakit dan harus dinyatakan sehat saat akan menjalani operasi.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama RSUP Prof RD Kandou Manado,Dr.dr. Ivonne E Rotty, M.Kes, berharap bahwa melalui Kolaborasi ini, mereka dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup anak-anak yang membutuhkan.
“Semoga kegiatan ini menjadi langkah penting dalam mendukung Hari Kesehatan Nasional dan menciptakan masa depan yang lebih sehat bagi generasi mendatang," ungkap Dirut Ivonne.
Sementara Direktur Operasional RSUP Kandou dr Wega Sukanto,Sp BTKV menyampaikan bahwa Dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien, kegiatan ini merupakan kolaborasi antara lembaga medis dan yayasan sosial terkemuka di Indonesia dan perhimpunan terapi wicara dan Piskolog.
“Tujuan dari kegiatan bakti sosial ini adalah memberikan pelayanan yang lebih holistik kepada pasien kami. Kami tidak hanya memberikan operasi gratis, tetapi juga melanjutkan dengan terapi bicara dan psikologi,” ungkap dr Wega Sukanto.
Menurut dr Wega dengan adanya kolaborasi ini, pasien tidak hanya mendapatkan perawatan fisik, tetapi juga dukungan emosional dan mental.
“Kolaborasi ini sebagai langkah penting dalam menciptakan lingkungan perawatan yang bersifat inklusif dan menyeluruh. Diharapkan bahwa pendekatan ini tidak hanya mempercepat pemulihan pasien, tetapi juga memberikan dorongan positif dalam aspek-aspek lain dari kehidupan," ungkapnya.
Kegiatan bakti sosial ini mencerminkan komitmen RSUP Kandou dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berbasis pada kebutuhan pasien. Semangat kolaboratif antara lembaga medis, yayasan sosial.
Serta perhimpunan terapi bicara dan psikologi menciptakan kesempatan baru untuk memperkuat kesehatan masyarakat dan meningkatkan pemahaman terhadap kebutuhan pasien secara menyeluruh.
RSUP Kandou mengundang masyarakat untuk mendukung dan terlibat dalam upaya ini, dengan harapan bahwa inisiatif ini akan menginspirasi lembaga kesehatan lainnya untuk mengadopsi pendekatan serupa dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Mari bersama-sama mendukung kegiatan bakti sosial ini, agar lebih banyak anak-anak yang dapat mendapatkan operasi celah bibir dan lelangit serta mendapatkan senyum yang indah, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan percaya diri," pungkas dr Wega. (Dwi)