Pagelaran puncak ini dilaksanakan setelah sebelumnya pagelaran adat Nusa Utara yang sama, telah di gelar di Kecamatan-kecamatan yang ada di Kota Bitung.
Selain untuk melestarikan tradisional prosesi adat, acara yang dikemas dalam nuansa budaya Sangihe ini bertujuan mempererat tali persaudaraan dan merayakan keragaman budaya.
Walikota Bitung Ir Maurits Mantiri MM yang hadir didampingi Ketua TP PKK Kota Bitung, Ny Rita Mantiri Tangkudung bersama Wakil Walikota Hengky Honandar SE yang didampingi Sekertaris 1 TP PKK Kota Bitung Ny Ellen Honandar Sondakh, dalam sambutannya menyampaikan betapa pentingnya menjaga kondusifitas dan persaudaraan di tengah masyarakat, khususnya menghadapi agenda pemilihan umum yang semakin dekat.
"Walaupun kita memiliki perbedaan pandangan politik, mari kita tetap memegang prinsip kebersamaan. Pemilu adalah wujud dari demokrasi, dan kita harus menjalankannya dengan penuh kedamaian dan rasa hormat satu sama lain," ungkap Wali Kota.
Karenanya Walikota berharap agar masyarakat dapat menunjukkan kedewasaan politik dengan berdialog dan berdiskusi tanpa harus merusak persatuan mengingat beberapa hari kedepan, masyarakat akan diperhadapkan dengan pesta demokrasi melalui pemungutan suara pelaksanaan Pemilu.
“Kita pasti semua sudah ada pilihan masing-masing, tinggal menunggu hari pemilihan. Namun saat masa tenang nanti pada tanggal 10, tidak ada lagi aktivitas kegiatan kampanye dalam bentuk apapun, agar kita semua saling menjaga tidak ada ketersinggungan di tengah masyarakat,” himbau Mantiri.
Acara yang turut di hadiri Kadis Perkimtan Pemprov Sulut, Alexander Watimena mewakili Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, unsur Forkopimda Kota Bitung beserta Kepala Perangkat Daerah, para Camat dan Lurah Pemkot Bitung beserta masyarakat Kota Bitung ini diharapkan tidak hanya sebagai perayaan budaya, tetapi juga sebagai ajang memupuk semangat persatuan dan kesatuan di tengah kompleksitas perbedaan.
(Ridho L Tobing/Advetorial Pemkot Bitung)
