Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw, membuka acara ini dengan mengapresiasi inisiatif BI Sulut dalam mengadakan kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia menyoroti pentingnya kesadaran akan stabilitas harga bahan pangan, terutama dalam konteks kenaikan harga beras yang mencapai titik tertinggi dalam sejarah. Menurutnya, kenaikan harga pangan memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi masyarakat, karena hal ini mempengaruhi kebutuhan dasar mereka.
Kandouw juga menegaskan bahwa upaya untuk mengendalikan harga pangan harus menjadi perhatian utama pemerintah dan pemangku kepentingan terkait. Ia menyoroti peran tengkulak dalam manipulasi harga bahan pangan dan menekankan perlunya identifikasi serta tindakan tegas terhadap praktik-praktik yang merugikan ini.
Selain itu, dalam upaya mengawasi harga bahan pangan secara lebih efektif, Kandouw mengusulkan untuk melakukan pemantauan secara berkala, bahkan setiap hari jika diperlukan. Ia juga menyarankan penggunaan dana desa sebagai salah satu upaya untuk menekan inflasi pangan.
Acara ini juga menjadi ajang bagi Kandouw untuk mengingatkan para pemangku keputusan agar meninggalkan perbedaan warna politik dan fokus pada penyelesaian masalah bersama, terutama dalam menghadapi tantangan inflasi, yang merupakan musuh bersama yang harus dihadapi dengan solidaritas dan kesatuan tindakan.
“Mudah-mudahan musuh yang kita hadapi inflasi terutama bahan pangan kita berani sama-sama. Ini tidak lihat warna, pemilihan legislatif dan pemilihan presiden sudah lewat. Ini yang kita hadapi bersama-sama,” pungkasnya. (*)