Ibadah syukur Minggu (17/3/2024) tersebut, dipimpin Pdt DR Adolf Wenas selaku Wakil Ketua Bidang Misi dan Kerjasama Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM.
Dalam sambutannya, Steven Kandouw yang hadir bersama istri, dr Kartika Devi Kandouw-Tanos Mars dan anak terkasih. Ia menyampaikan beberapa hal penting.
Yang pertama bagaimana jemaat terus menjaga eksistensi gereja. Pasalnya berkaca dari beberapa negara, gereja justru telah dialihfungsikan sehingga bukan menjadi tempat beribadah sebagaimana mestinya.
Dia menekankan bahwa jemaat harus memiliki terus memiliki semangat dalam bergereja dan berjemaat.
Selanjutnya, Wagub Sulut ini mengatakan infrastruktur gereja yang sudah sangat baik harus juga dibarengi dengan kualitas iman dalam bergereja. Memberi perhatian kepada jemaat dan masyarakat, salah satunya dalam hal kesenjangan sosial.
Dimana gereja harus mampu menjembatani upaya masyarakat memperoleh keadilan dalam berbagai aspek kehidupan. Di antaranya pendidikan, pelayanan kesehatan hingga peningkatan kesejahtaraan serta peningkatan sumber daya manusia.
“Karena saat ini kompetisi yang luar biasa, persaingan semakin sengit untuk anak-anak kita. Paling tidak gereja mengingatkan jemaat tentang etos kerja,” kata Steven Kandouw.
Lebih lanjut, Steven Kandouw mengutip satu semboyan masyarakat Nusa Utara yakni Somahe Kai Kahage yang mengandung arti semakin besar tantangan yang kita hadapi, semakin gigih kita menghadapi tantangan sambil memohon kekuatan dari Tuhan, pasti akan beroleh hasil yang gilang gemilang.
“Dengan sikap itu dan tekun berdoa, tidak ada tantangan yang tidak bisa kita hadapi,” pungkasnya. (Ajl)