Penyuluhan Hukum Pilkada 2024 yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Manado di Grand Whiz Megamas, Selasa (13/8/2024). Foto Alfa J Liando/indimanado.com |
"Pemilihan Umum bukan hanya soal memilih, tetapi bagaimana menyikapinya dengan kedewasaan. Pesta demokrasi ini adalah milik orang-orang dewasa, jadi jangan sampai baper (terbawa perasaan) dan jangan membuat orang lain tersinggung. Kita harus memasuki pesta demokrasi ini dengan kedewasaan," ujar Salindeho dalam Kegiatan Penyuluhan Hukum Pilkada 2024 yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Manado di Grand Whiz Megamas, Selasa (13/8/2024).
Ia juga memaparkan empat indikator kesuksesan Pilkada 2024:
• Pilkada harus berjalan aman dan lancar tanpa gangguan, termasuk dalam distribusi logistik.
• Partisipasi pemilih mencapai 77,5 persen sebagai tolok ukur suksesnya penyelenggaraan.
• Tidak terjadi konflik, mengingat fanatisme berlebihan bisa menjadi pemicu.
• Pemerintah tetap berjalan efektif selama proses Pilkada berlangsung.
Salindeho mengidentifikasi tiga tantangan utama dalam Pilkada, yaitu: Pra Pilkada, Saat Pencoblosan, dan Pasca Perhitungan Suara.
"Euforia kampanye dan pembagian bantuan sosial tidak boleh menodai esensi demokrasi yang seharusnya penuh kegembiraan. Ketegangan dan kecurigaan di antara peserta dan pendukung harus dihindari. Ekspresi reaksi masyarakat, terutama di media sosial, perlu dikelola dengan baik," harap Salindeho.
Pada kesempatan ini, Ia juga menyoroti beberapa perubahan di Pilkada 2024, termasuk:
• Infrastruktur dan Logistik: Dengan meningkatnya pengawasan kamera, penyelenggara harus lebih komunikatif.
• Teknologi Informasi: Penggunaan telepon seluler yang semakin meningkat menjadi tantangan dalam menjaga partisipasi masyarakat.
• Partisipasi Masyarakat: Tantangan terbesar adalah memastikan bahwa pemilih memilih karena kesadaran, bukan karena pengaruh uang.
• Pendidikan Pemilih: Apatisme di kalangan menengah atas menjadi tantangan dalam meningkatkan partisipasi.
Untuk mengatasi kerawanan, Salindeho menekankan pentingnya sinergi antara aparat dan penyelenggara pemilu, serta menjaga netralitas penyelenggara. Polarisasi tidak boleh dibiarkan berkembang menjadi permusuhan, terutama saat ada perbedaan gagasan.
Upaya suksesnya Pilkada 2024, menurut Salindeho, juga bergantung pada pendidikan pemilu, partisipasi masyarakat, media yang independen dan bertanggung jawab, peran kepolisian, debat publik, dialog antar kandidat, serta penegakan hukum dan etika politik.
Karena itu ia berharap berbagai unsur masyarakat, termasuk organisasi agama, mahasiswa, dan media yang hadir dalam kegiatan ini dapat berkontribusi dalam mewujudkan Pilkada yang damai dan sukses. (Ajl)