Kadiv Sosdiklih, Parmas dan SDM KPU Kota Bitung, Wiwinda Hamisi membuka dengan resmi kegiatan debat adu argumentasi dan gagasan antar 2 pasangan calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota nomor urut 1 Geraldi Mandiri - Erwin Wurangian dan Paslon nomor urut 2 Hengky Honandar - Randito Maringka tampak tampil memukau dan mampu menjawab pertanyaan panelis dengan baik, meskipun terjadi perdebatan sengit di beberapa segmen. Kedua pasangan menunjukkan performa yang solid dan kompetitif, menjawab isu-isu krusial yang diangkat oleh tujuh orang panelis yang mendapat mandat dari KPU Kota Bitung.
Ketua KPU Kota Bitung, Deslie Sumampouw, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wiwinda Hamisi menyampaikan bahwa debat terbuka ini adalah bagian dari kampanye pemilihan sesuai dengan PKPU nomor 13 tahun 2024, tentang kampanye pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota.
“Berdasarkan Jadwal yang telah ditetapkan, saat ini KPU Kota Bitung melaksanakan debat terbuka kedua, Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Bitung,” ucap Wiwinda.
Mengangkat tema-tema strategis. “Debat ini fokus pada isu infrastruktur, tata ruang, perikanan, kelautan, kependudukan, reformasi birokrasi, dan pemberantasan korupsi,” ujar Hamisi.
Deslie Sumampouw juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang berperan dalam pelaksanaan debat, termasuk pasangan calon, panelis, moderator, TNI-Polri, awak media, dan para pendukung. "Terima kasih atas partisipasi seluruh pihak sehingga debat publik kedua ini berjalan lancar," katanya
Debat kedua ini dipandu oleh moderator Anggie Kuntag, yang memastikan jalannya diskusi tetap dinamis dan profesional. Namun, Wiwinda Hamisi mengungkapkan bahwa KPU menerima masukan terkait penggunaan istilah atau bahasa asing selama debat tanpa penjelasan yang memadai.
“Dalam rakor sebelumnya, sudah disampaikan bahwa penggunaan istilah asing tanpa penjelasan tidak diizinkan dan hal tersebut telah disampaikan kepada liaison officer (LO) masing-masing pasangan. Ini sesuai dengan regulasi KPU,” jelas Hamisi.
Ia menambahkan bahwa KPU Bitung akan melakukan evaluasi atas kejadian tersebut agar tidak terulang pada debat terakhir yang dijadwalkan berlangsung pada 8 November 2024. “Kami akan memastikan pelaksanaan debat publik terakhir berjalan lebih baik, sekaligus mempersiapkan pemilihan kepala daerah serentak, termasuk Pilgub Sulut dan Pilwalkot Bitung,” pungkas Hamisi
Turut hadir dalam Debat Publik tersebut, KPU Provinsi Sulawesi Utara, KPU Kota Bitung, Bawaslu Kota Bitung, Forkopimda Kota Bitung, PPK se-Kecamatan Kota Bitung, Pendukung Pasangan Calon, serta Insan Pers.
Debat kedua ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam menentukan pilihan mereka dengan lebih bijak pada pemilihan mendatang(Ridho L Tobing/**)
