“Mulai dari tahun pertama, mahasiswa sebaiknya sudah merencanakan karier dan ikhtiar mencari pekerjaan di masa depan,” ujarnya.
Ia juga mengutip pandangan Bank Dunia bahwa seorang sarjana bukanlah orang miskin, karena memiliki ijazah sebagai aset utama.
Kandouw menambahkan bahwa sarjana di Indonesia masih menjadi golongan minoritas, dengan hanya 15% dari populasi yang berhasil menempuh pendidikan tinggi. “Artinya, Anda berada di antara 15 dari 100 orang di negeri ini yang memiliki gelar sarjana. Dengan ijazah dan kompetensi yang kuat, Anda sudah mengalahkan 65 orang lainnya,” jelasnya.
Wagub juga berharap agar kegiatan Job Fair ini lebih sering diadakan, bahkan hingga empat kali dalam setahun. Menurutnya, Job Fair dapat menjembatani antara pencari kerja dan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja profesional.
Dalam kesempatan tersebut, Kandouw juga memberikan tips bagi mahasiswa untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Ia menyarankan mahasiswa untuk memiliki passion, networking, portofolio, dan rekam jejak digital yang baik. “Dengan keempat poin ini, lulusan Unsrat akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya,” tegasnya.
Rektor Unsrat, Prof. Dr. Ir. Oktovian B.A. Sompie, M.Eng., IPU, ASEAN Eng, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyatakan dukungannya terhadap Job Fair sebagai jembatan antara mahasiswa dan dunia kerja.
“Kami berharap melalui Job Fair ini mahasiswa dapat melihat berbagai peluang karier, dan dunia usaha bisa menjaring lulusan Unsrat yang berkualitas,” ungkapnya.
Kegiatan Job Fair Unsrat 2024 ini dihadiri oleh jajaran dosen, mahasiswa, alumni, dan pejabat dari Pemprov Sulut. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi ajang bagi para lulusan Unsrat untuk lebih mudah terhubung dengan peluang kerja dan bagi dunia industri untuk menemukan sumber daya manusia yang diperlukan. (*/Ajl)