![]() |
Kebun cabai rawit dan Smart Green House (SGH) P4S Sari Hutan Abadi di Desa Pinilih, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara. Foto: Ridho L Tobing/Indimanado.com |
Ketua P4S Sari Hutan Abadi, Adma Sentosa Tarigan, mengatakan pihaknya menjual cabai rawit dengan harga Rp65.000 per kg, lebih murah dari harga pasaran yang mencapai Rp75.000 per kg.
“Saya kasih mereka 200 kg dengan harga Rp65.000, walaupun harga pengambilan di petani Rp75.000 per kilo. Ini bentuk dukungan kami untuk pemerintah dalam membantu masyarakat dan menekan inflasi dari sektor cabai rawit,” ujar Tarigan.
Pelepasan cabai rawit ini dilakukan saat Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian, Hopni Mangapeng SP, bersama Dinas Perdagangan Minahasa Utara datang langsung ke lahan P4S di Desa Pinilih untuk menjemput hasil panen tersebut.
Tarigan menambahkan bahwa sebagai bagian dari komunitas Petani Andalan Sulawesi Utara (PATUA) binaan Bank Indonesia (BI), mereka memiliki komitmen mendukung operasi pasar murah, terutama saat harga cabai tinggi menjelang hari besar keagamaan seperti Idul Fitri dan Natal.
“Kami sudah menandatangani MoU dengan BI, TPIP, dan TPID di seluruh Sulawesi Utara pada Februari 2024 lalu di Malang. Ini sebagai langkah konkret menjaga kestabilan harga,” kata Tarigan.
Pertanian Modern, Produksi Berkelanjutan
P4S Sari Hutan Abadi saat ini fokus pada pengembangan cabai rawit dengan sistem pertanian modern berbasis rotasi tanam, sehingga panen bisa dilakukan secara berkelanjutan. Selain itu, mereka juga menerapkan Smart Green House (SSGH) Farming dengan teknologi drip irrigation berbasis IoT (Internet of Things) untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dan efisiensi sumber daya.
“Hari ini sudah panen ke-9, hasilnya mencapai 400 kg per minggu. Saat ini kami mengelola 12.000 dari total target 30.000 pohon cabai rawit tahun ini,” pungkas Tarigan.
Dukungan petani seperti P4S Sari Hutan Abadi menjadi bukti bahwa sinergi antara pemerintah dan sektor pertanian sangat penting dalam menjaga ketahanan pangan serta mengendalikan inflasi di daerah. (RLT)